Ada salah satu daerah yang
letaknya persis di pinggir jalan umum yang menjajakan garam tradisional. Para
petani garam tradisional ini memasarkan hasil olahannya dalam bentuk sokal dari
anyaman daun lontar. Lapak penjualan garam berada tepat di sisi kiri dan kanan
jalan Trans Timor, Oebelo, Kabupaten Kupang. Hal ini mempermudah
transaksi jual beli, yang ditujukan pada para pengguna jalan dari dan ke Kota
Kupang. Usaha ini sudah digeluti turun- temurun. Garam tradisonal ini dijual
dengan harga Rp 10.000/sokal. Garam ini awalnya peroleh dari para petambak
garam asal Bugis yang menambak garam di tepian pantai sekitar Oebelo, dengan
harga Rp50.000/karung ukuran 50 kg. Garam kasar ini kemudian diolah menjadi
halus dengan cara di masak.
Selain garam yang dijual di sokal untuk di konsumsi oleh manusia,
ada juga garam sumbu. Garam ini diperoleh dari kayu yang digantung di bawah
drum atau seng licin saat pemasakan garam, jika ada tetesan garam lama kelamaan
akan semakin banyak membentuk sumbu. Garam ini biasanya di gantung pada kandang
hewan seperi kambing. Tujuannya agar meningkatkan napsu makan dan sebagai tanda
agar saat hewan dilepas bisa kembali ke kandangnya.
Posting Komentar