Pulau Menipo merupakan pulau yang daratannya terpisah dari Pulau
Timor,meemiliki panjang 2.449,5 hektar dengan lebar 700 meter. Pulau ini
merupakan bagian dari Desa Enoraen, Kecamatan Kuarasi Kabupaten Kupang, Nusa
Tenggara Timur. Taman Wisata Alam Menipo dikelola oleh Balai Besar Konservasi
dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Propinsi NTT. Daerah ini ditetapkan
sebagai TWA pada tanggal 28 Desember 1992.
Di perluhkan waktu
sekitar 3 jam perjalanan melalui jalur Oesao-Oekabiti atau melalui arah
Batuputih, melewati kali Noelmina. Jarak melewati batu putih lebih
jauh, namun akses jalannya lebih baik, hanya saja kita harus melewati sungai
sehingga hanya dapat dilewati saat air tidak terlalu tinggi atau kita dapat
meminta warga untuk menggotong kendaraan.
Terdapat beberapa
hewan seperti Rusa Timor (Cervus timorensis), Kakatua Jambul Kuning (Cacatua
sulphurea), Penyu sisik ( Eretmochelys imbricata) dan Kelelawar (Pteropus
vampyrus). Semnetara vegetasi tumbuhan yang ada di dominasi oleh Lontar
(Borrassus flabelifer) dan Mangrove.
Kami memulai perjalanan
sekitar pukul 07.00 melewati jalur Batu Putih. Kami sempat berpikir untuk
mengganti tujuan sebab air sungai yang cukup tinggi, namun seketika kami
bertemu dengan sepasang suami istri yang juga ingin menyebrang. Mereka
memanggil anak-anak disekitar desa untuk membantu menyebrangkan kendaraan kami.
Setelah melewati sungai, perjalanan dilanjutkan sekitar 30 menit untuk mencapai
kantor BKSDA.
Setelah melapor, kami
membayar tiket masuk sebesar Rp. 7.500/orang dan membeli bahan
bakar sebanyak 10 liter agar bias mengelilingi Pulau Menipo. Kapal
membawa kami mengelilingi pulau sambil melihat pemandangan alam yang memanjakan
mata. Spot pertama yang kami singgahi adalah sebuah pulau kecil yang dihuni
oleh sekelompok kelelawar. Sejenak, petugas yang menemani kami mengeluarkan
kode lewat lengkingan suara, maka kelelawar-kelelawar muali beterbangan dan
berpatroli secara berkelompok. Sekejap, kami mulai berebutan untuk mengambil
gambar dengan view Kelelawar yang beterbangan kian kemari.
Spot kedua yang kami
singgahi adalah sebuah daratan yang dihuni oleh sekelompok Rusa dan didominasi
oleh vegetasi Lontar. Disini kita bisa berinteraksi dengan Rusa, serta melihat
tempat penangkaran Tukik. Pantai ditempat ini juga sangat indah, sekilas mirip
dengan pantai Oetune di So’e. Keunikan dari pantai ini adalah saat mengambil
gambar akan ada pantulan seperti cerminan. Berada dipantai ini memberikan
ketenangan tersendiri yang rasakan.
I have a lot of great
memories, but I can’t imagine anything more exciting than the life I have now
!!
Posting Komentar