Sabtu, 08 Agustus 2020

TERMANU ROCK’S STORY, KABUPATEN ROTE NDAO-NTT, INDONESIA

Merupakan salah satu destinasi favorit saya dari Pulau Rote. Batu Termanu terdiri atas dua bukit batu yang berada di tanjung sementara yang satunya berada di laut lepas kira-kira ratusan meter jarak antara keduanya. Batu termanu menawarkan panorama alam perbukitan, savana, dan keindahan laut yang mempesona. Savana yang cukup luas dengan perbukitan, yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan seperti damar merah dan bidara. Hewan seperti kerbau, kambing, dan kuda sering ditemui di savana nan hijau disaat musim hujan dan kecoklatan saat musim kemarau. Dari perbukitan savana ini kita dapat mengambil gambar dengan latar kedua batu magis ini. Terdapat sebuah bukit batu yang menjadi spot sempurna untuk menikmati keindahan matahari terbenam. Keindahan laut batu termanu tercermin dari kekayaan termbu karang dan bebatuan karang berbagai bentuk dan warna yang memukau. Batu pertama dikenal sebagai batu Su'a lai yang merupakan batu perempuan  yang berdiri kokoh menjulang  tinggi didataran pantai Leli, Kelurahan Onatali, sementara batu Hun terletak dilautan Fopo. 

Menyusuri bibir pantai di Batu Su'a lai menjadi salah satu aktivitas yang wajib anda lakukan untuk melihat keindahan tersembunyi yang belum banyak diketahui. Dari sisi barat kita akan menyaksikan panorama pantai yang berpadu sempurna dengan bebatuan yang menambah keelokannya. Dari sisi timur juga tak kalah indah, menyusuri bagian ini adalah salah satu bagian fovorit saya. Dari sisi ini kita dapat melihat lebih dekat Batu Hun dengan bibir pantai yang berpasir dan jejeran lopo-lopo serta tumbuhan mangrove. Menyusuri bagian ini memakan waktu yang lebih lama, selain cukup terjal keindahan bebatuan di bibir pantai seolah memaksa saya untuk mengabadikan mereka. Setelah berjalan sekitar 15-20 menit, sampailah pada bagian yang begitu memikat, mereka menyebutnya “Batu Lubang”. Batu Lubang merupakan sebuah batu berwarna putih yang menjorok kelaut yang berlubang seolah membentuk gerbang yang sepertinya terbentuk akibat pukulan ombak. Dinding batu disebelahnya juga tak kalah indah dengan perpaduan warna kecoklatan yang cukup tinggi dengan bentuk yang mempesona. Jika menyusuri Batu Hun anda akan menemukan keindahan karang putih menjorok kedalam membentuk ruang kecil yang cukup banyak, sayangnya tempat ini hanya dapat dikunjungi saat air laut surut. 

Berikut ini merupakan cerita tentang batu termanu yang saya peroleh dari Sandy Lily yang mencari literatur dengan tua adat masyarakat setempat. Di kisahkan bahwa kedua batu ini merupakan batu pasangan dengan nama sebenarnya Batu Su'a lai dan batu Hun hate. Batu Hun hate adalah batu laki-laki dan Batu Su'a lai modo adalah batu perempuan. Ke dua batu ini berasal dari Timau, Amfoang, Kabupaten Kupang-NTT. Konon, pecahan batu Su'a lai adalah Fatuleu sementara pecahana batu Hun adalah Timau. Karena dipicu oleh konflik masalah harta pusaka, maka mereka memilih untuk mengembara. Mereka melakukan perjalanan kearah selatan, menyinggahi sebuah pulau kecil dengan sebutan "Lolo Neo Do Tenu Hatu" yang merupakan sebutan lain untuk pulau Rote yang berarti Pulau Kegelapan. Di pulau Rote mereka mampir ke semua daerah (Oepao, Landu, Lelenuk, Talae, Keka, Lole, Ba'a, Lelain, Thie, Oenale, Dela, Dengka), namun didaerah itu kurang harmonis dan tidak terlalu menganggap kehadiran kedua batu disana, sehingga kedua batu tidak nyaman untuk menetap disana. Kedua batu menyusuri sisi lain, dengan berjalan ke sebalah utara dan singgah di Nusak Pa'da atau yang lebih dikenal dengan  nama Termanu. Saat sampai di Termanu, masyarakat begitu antusias dengan kehadiran mereka dengan kebiasaan mereka yang sering berpesta pora. Setelah beberapa lama menetap, kedua batu memutuskan untuk berpetualang ketempat lain. Ketika mereka akan berangkat, masyarakat Termanu sangat terpukul dan mendesak sang Manek atau Raja agar memohon kepada sepasang batu untuk menetap.Sang Raja bersumpah dalam janjinya, bahwa dirinya dan keturunannya akan terus setia menjaga dan mempersembahkan korban kepada kedua batu dan menjadikan puncak batu Su'a lai sebagai tempat ritual adat yakni tempat "mana songgo/ina songgo" (pemimpin ritual animisme mempersembahkan kurban). Kedua batu merasa dihargai  dan menyetujui permintaan Manek. Sebagai balasan untuk permintaan itu, kedua batu memutuskan untuk menetap dan menjaga masyarakat Termanu dari gelombang lautan. Masyarakat Termanu menjamu kedua batu dengan ritual khusus dan mempersembahkan korban bakaran dan sesajian berupa padi/beras yang ditanak, hati dan kulit hewan yang dinamakan Le'u dan sisanya dimakan bersama dengan tujuan untuk memohon kepada Dewata agar meurunkan curah hujan yang cukup dengan diakhiri dengan pesta tarian Kebalai. 

Destinasi wisata Batu Su'a Lai terletak di dusun Leli , Kelurahan Onatali, Kecamatan Rote Tengah. Berjarak sekitar 3,5 KM dari Kota Ba’a atau sekitar 10-15 menit berkendaraan. Jika menggunakan kapal fery dari pelabuhan Pantai Baru sekitar 21 KM atau 30-40 menit berkendaraan. Dari pinggir jalan umum kita harus melewati jalan tanah putih tak beraspal sekitar 5-7 menit. Parkir kendaraan ditempat teduh dan siapkan energy anda untuk menyusuri keindahan alam. Jangan lupa membawa bekal karena tidak ada penjual makanan atau minuman.


  

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search