Merupakan salah satu destinasi favorit saya dari Pulau Rote. Batu
Termanu terdiri atas dua bukit batu yang berada di tanjung sementara yang
satunya berada di laut lepas kira-kira ratusan meter jarak antara
keduanya. Batu termanu menawarkan panorama alam perbukitan, savana, dan
keindahan laut yang mempesona. Savana yang cukup luas dengan perbukitan, yang
ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan seperti damar merah dan bidara. Hewan
seperti kerbau, kambing, dan kuda sering ditemui di savana nan hijau disaat musim
hujan dan kecoklatan saat musim kemarau. Dari perbukitan savana ini kita dapat
mengambil gambar dengan latar kedua batu magis ini. Terdapat sebuah bukit batu
yang menjadi spot sempurna untuk menikmati keindahan matahari terbenam.
Keindahan laut batu termanu tercermin dari kekayaan termbu karang dan bebatuan
karang berbagai bentuk dan warna yang memukau. Batu pertama dikenal
sebagai batu Su'a lai yang merupakan batu perempuan yang berdiri kokoh
menjulang tinggi didataran pantai Leli, Kelurahan Onatali, sementara batu
Hun terletak dilautan Fopo.
Menyusuri bibir pantai di Batu Su'a lai menjadi salah satu
aktivitas yang wajib anda lakukan untuk melihat keindahan tersembunyi yang
belum banyak diketahui. Dari sisi barat kita akan menyaksikan panorama pantai
yang berpadu sempurna dengan bebatuan yang menambah keelokannya. Dari sisi
timur juga tak kalah indah, menyusuri bagian ini adalah salah satu bagian
fovorit saya. Dari sisi ini kita dapat melihat lebih dekat Batu Hun dengan
bibir pantai yang berpasir dan jejeran lopo-lopo serta tumbuhan mangrove. Menyusuri
bagian ini memakan waktu yang lebih lama, selain cukup terjal keindahan
bebatuan di bibir pantai seolah memaksa saya untuk mengabadikan mereka. Setelah
berjalan sekitar 15-20 menit, sampailah pada bagian yang begitu memikat, mereka
menyebutnya “Batu Lubang”. Batu Lubang merupakan sebuah batu berwarna putih
yang menjorok kelaut yang berlubang seolah membentuk gerbang yang sepertinya
terbentuk akibat pukulan ombak. Dinding batu disebelahnya juga tak kalah indah
dengan perpaduan warna kecoklatan yang cukup tinggi dengan bentuk yang
mempesona. Jika menyusuri Batu Hun anda akan menemukan keindahan karang putih
menjorok kedalam membentuk ruang kecil yang cukup banyak, sayangnya tempat ini
hanya dapat dikunjungi saat air laut surut.
Berikut ini merupakan cerita
tentang batu termanu yang saya peroleh dari Sandy Lily yang mencari literatur
dengan tua adat masyarakat setempat. Di kisahkan bahwa kedua batu ini merupakan
batu pasangan dengan nama sebenarnya Batu Su'a lai dan batu Hun hate. Batu Hun
hate adalah batu laki-laki dan Batu Su'a lai modo adalah batu perempuan. Ke dua
batu ini berasal dari Timau, Amfoang, Kabupaten Kupang-NTT. Konon, pecahan batu
Su'a lai adalah Fatuleu sementara pecahana batu Hun adalah Timau. Karena dipicu
oleh konflik masalah harta pusaka, maka mereka memilih untuk mengembara. Mereka
melakukan perjalanan kearah selatan, menyinggahi sebuah pulau kecil dengan
sebutan "Lolo Neo Do Tenu Hatu" yang merupakan sebutan lain untuk
pulau Rote yang berarti Pulau Kegelapan. Di pulau Rote mereka mampir ke semua
daerah (Oepao, Landu, Lelenuk, Talae, Keka, Lole, Ba'a, Lelain, Thie, Oenale,
Dela, Dengka), namun didaerah itu kurang harmonis dan tidak terlalu menganggap
kehadiran kedua batu disana, sehingga kedua batu tidak nyaman untuk menetap
disana. Kedua batu menyusuri sisi lain, dengan berjalan ke sebalah utara dan
singgah di Nusak Pa'da atau yang lebih dikenal dengan nama Termanu. Saat
sampai di Termanu, masyarakat begitu antusias dengan kehadiran mereka dengan
kebiasaan mereka yang sering berpesta pora. Setelah beberapa lama menetap,
kedua batu memutuskan untuk berpetualang ketempat lain. Ketika mereka akan
berangkat, masyarakat Termanu sangat terpukul dan mendesak sang Manek atau Raja
agar memohon kepada sepasang batu untuk menetap.Sang Raja bersumpah dalam
janjinya, bahwa dirinya dan keturunannya akan terus setia menjaga dan
mempersembahkan korban kepada kedua batu dan menjadikan puncak batu Su'a lai
sebagai tempat ritual adat yakni tempat "mana songgo/ina songgo"
(pemimpin ritual animisme mempersembahkan kurban). Kedua batu merasa
dihargai dan menyetujui permintaan Manek. Sebagai balasan untuk
permintaan itu, kedua batu memutuskan untuk menetap dan menjaga masyarakat
Termanu dari gelombang lautan. Masyarakat Termanu menjamu kedua batu dengan
ritual khusus dan mempersembahkan korban bakaran dan sesajian berupa padi/beras
yang ditanak, hati dan kulit hewan yang dinamakan Le'u dan sisanya dimakan
bersama dengan tujuan untuk memohon kepada Dewata agar meurunkan curah hujan
yang cukup dengan diakhiri dengan pesta tarian Kebalai.
Destinasi wisata Batu
Su'a Lai terletak di dusun Leli , Kelurahan Onatali, Kecamatan Rote Tengah.
Berjarak sekitar 3,5 KM dari Kota Ba’a atau sekitar 10-15 menit berkendaraan.
Jika menggunakan kapal fery dari pelabuhan Pantai Baru sekitar 21 KM atau 30-40
menit berkendaraan. Dari pinggir jalan umum kita harus melewati jalan tanah
putih tak beraspal sekitar 5-7 menit. Parkir kendaraan ditempat teduh dan
siapkan energy anda untuk menyusuri keindahan alam. Jangan lupa membawa bekal
karena tidak ada penjual makanan atau minuman.
Posting Komentar