Di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Pulau
Flores terdapat salah satu Gunung bernama Kelimutu memiliki kawah pada
puncaknya yang mendapat sebutan Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna
yang berbeda, yang sering berubah-ubah. Masing-masing kawah diberi nama yang
berbeda serta dipercaya memiliki arti tersendiri. Dua kawah letaknya
berdampingan yang bernama Tiwu Ata Polo (TAP) dan Tiwu Koo Fai Nuwa Muri (TiN)
sementara yang satu letaknya terpisah sekitar 500-600 meter yakni Tiwu Ata
Mbupu (TAM). Ketiga danau ini memiliki kandungan dan aktivitas yang berbeda,
namun factor utama yang mengakibatkan perubahan visualnya adalah oksigen. Saat
kekurangan oksigen akan nampak berwarna hijau sementara jika kelebihan oksigen
akan terlihat berwarna merah tua sampai hitam.
Setiap tahun ditempat ini dilaksanakan Festival
Kelimutu “Pati Ka”, yang biasanya diakhiri dengan upacara adat Pati Ka Du’a
Bapu Ata Mata (pemberian makan kepada leluhur) dipuncak Danau Kelimutu, yang
biasanya diadakan pada bulan Agustus. Masyarakat setempat mempercayai bahwa
Tiwu Koo Fai Nuwa Muri sebagai tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah
meninggal, Tiwu Ata Polo sebagai tempat berkumpulnya jiwa yang selama hidup
melakukan kejahatan, dan Tiwu Ata Mbupu tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua
yang meninggal. Dari asal katanya, "keli" yang berarti gunung dan
kata "mutu" yang berarti mendidih. Luas danau ini sekitar 1.051.000
meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Dinding batas danau
sangat sempit, terjal, mudah longsor dengan sudut kemiringan lebih dari 500.
Tempat ini merupakan salah satu spot untuk menikmati keindahan sunrise. Keindahannya
bahkan terdapat dalam pecahan uang Rp. 5.000 yang terbit ditahun 1992.
Danau Kelimutu terletak di desa Pemo, Kecamatan
Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT. Jaraknya sekitar 60an kilometer dari Kota Ende
atau sekitar 2 jam perjalanan. Terdapat banyak tipe penginapan tepat di kaki
gunung tepatnya di daerah Moni yang dapat digunakan sebagai tempat
beristirahat. Tiket masuknya berbeda antara hari biasa dan hari libur, Rp.
5.000-10.000/orang. Letaknya diketinggian dengan jalan menanjak dan menikung
yang dikelilingi oleh pepohonan akan membawa anda mencapai tempat parkir.
Selanjutnya kita harus berjalan kaki, sekitar 5-10 menit untuk mencapai titik
pertama yakni Tiwu Ata Polo (TAP) dan Tiwu Koo Fai Nuwa Muri (TiN). Sementara untuk
mencapai Tiwu Ata Mbupu (TAM) kita harus berjalan lagi dari sini sekitar 15-20
menit dengan menapaki ratusan anak tangga. Dalam perjalanan, kerap kita
menjumpai kawanan monyet yang hidup bebas di sini.
LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!
Follow MY IG :Nyonggalang
Posting Komentar