Daging Se'i diolah secara tradisional dengan dipotong memanjang
dengan ukuran 2-3 cm lebarnya, lalu diberi garam dan rempah-rempah sesuai
dengan ciri khas penjual dan dilanjutkan dengan pengasapan menggunakan kayu
kusambi. Pada bagian atas daging juga ditutup dengan daun kusambi yang membuat aroma
rempahnya terasa. Proses kematangan daging se’i bukan karna pembakaran arang
tapi dengan panasnya asap. Tidak semua jenis kayu bisa digunakan untuk daging
se’i karena akan mempengaruhi citra rasa daging se’i. Daun kusambi digunakan
sebagai penyaring panas dan asap yang berlebihan, inilah yang membuat aroma dan
warna daging tetap terjaga. Alat untuk membakar daging se’i terbuat dari tembok
berbentuk segi empat dengan ukuran 1,5 meter X 1 meter X 1 meter. Lama pembakaran
daging sei bisa memakan waktu anatara selama 1-9 jam, bergantung pada berapa
banyak daging se’i akan di asapi.
Daging Se'i yang dijual adalah ada daging Sapi dan juga Babi. Saat mengkonsumsi daging se’i sebaiknya dalam keadaan panas karena jika dingin akan
terasa alot atau keras. Biasanya dikonsumsi bersama sambal lu’at yang terbuat
dari cabai yang di campur dengan jeruk nipis dan daun kemangi, sambal ini
sangat pedas. Daging se’i juga dimakan bersama nasi dengan tumisan bunga papaya
yang rasa pahitnya sedikit berkurang sehingga mengundang selera makan. Daging
se’i juga dapat dikonsumsi dengan jagung bose yang juga merupakan makanan khas
masyarakat NTT. Cukup banyak yang menjadikan makanan ini sebagai oleh-oleh yang cukup banyak dijual dengan harga sekitar 180K-190K/KG. Ada juga yang sudah divakum terlebih dahulu dengan berat 1/2 KG / 1 KG. Se'i yang dibawa sebagai oleh-oleh bisa dipanaskan terlebih dahulu saat hendak dikonsumsi.
Ayo di coba !!!!
Follow MY IG :
Posting Komentar