Senin, 25 Januari 2021

NAMATA TRADITIONAL VILLAGE, KABUPATEN SABU RAIJUA-NTT

 

Tak seperti kampung adat umumnya di NTT yang saat tiba kita akan langsung diperhadapkan dengan bangunan rumah adat, di sini mata kita akan langsung tertuju pada balasan batuan hitam yang sekilas terkesan mistis. Batuan megalitik ini didominasi oleh bentuk bulat berbagai jenis ukuran dan ada juga berbentuk ceper yang masing-masing memiliki nama dan fungsi yang berbeda. Megalitik yang ada digunakan sebagai media/tempat untuk melakukan ritual adat/pemujaan terhadap para Dewa/Leluhur. Khusus untuk batu yang bernama Rue dilarang untuk disentuh, bahkan tak diperbolehkan untuk mengambil gambar dari dekat. Batu ini khusus untuk ritual orang mati akibat kecelakaan, terbakar, bunuh diri atau jatuh dari pohon. Ada juga batu Wowadu Mejadi Deo yang hanya dapat diduduki oleh Deorai untuk melaksanakan ritual adat.

Saat tiba kita akan langsung menemukan sebuah rumah yang biasanya menyewakan pakain adat orang sabu dengan tarif Rp. 50.000,00 untuk berfoto, selanjutanya ada batuan yang disusun melingkar diatas tanah yang digunakan sebagai altar persembahan atau tempat pemujaan saat ritual adat. Tepat dibagian belakang megalitik ada dua rumah adat khas masyarakat Sabu, yang tak boleh sembarang dimasuki. Kampung adat Namata sendiri awalnya bernama Hanga Rae Robo. Jangan lupa mengisi buku daftar kunjungan, dan memberi tip seikhlasnya.

Kampung adat ini terletak di Desa Raeloro, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Jaraknya tak jauh dari Bandara Terdamu, sekitar 2,5 kilometer atau 7-10 menit perjalanan. Selain menggunakan pesawat kita juga bisa menggunakan kapal jika ingin berkunjung ke pulau Sabu.








LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!

Follow MY IG :

Nyonggalang

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search