Senin, 01 Maret 2021

KARANG BOLONG AMARASI TIMUR, KABUPATEN KUPANG, NTT-INDONESIA

 

Destinasi wisata di daerah ini mulai dikenal seiring dengan populernya  gunung Fatuleu, dimana adanya bukit batu cukup tinggi yang menawarkan panorama alam perbukitan dan bentangan garis pantai selatan yang menakjubkan. Buruknya akses jalan menjadi penghalang bagi cukup banyak orang untuk mengunjungi dan mengeksplor lebih banyak keindahan alam. Namun, dengan hadirnya akses jalan sepanjang 5 kilometer dari Radar hingga garis pantai memudahkan para traveler untuk mengeskplor lebih banyak keindahan yang belum terjamah dan terekspos, salah satunya wilayah pantai selatan yang memanjakan mata. Berawal dari salah satu postingan teman, saya memutuskan untuk mengeksplor wilayah ini, dengan target pantai dengan karang bolong setelah Teres. Perjalanan kali ini saya mulai dari Kota Kupang menuju arah timur pulau Timor menuju daerah Pasar Oesao, selanjutnya belok kanan tepat di Pos Polisi menuju arah Oekabiti.

Ada yang berbeda dengan akses jalan menuju Oekabiti, dimana saat terakhir kali melewati daerah di bulan Agustus 2020, jalannya masih beralaskan sertu tanah putih dan berabu. Namun bagian ini sekarang sudah beraspal, bahkan sedang ada pengerjaan pom bensin yang tentu akan semakin menunjang akomodasi dan transportasi. Berhubung saya berkunjung saat musim penghujan, sepanjang jalan pandangan saya sering teralihkan dengan keindahan panorama yang beberapa kali memaksa saya untuk berhenti sejenak untuk mengambil gambar. Saat tiba disalah satu gereja, ambil jalan belok kanan menuju arah Kota Bes, jangan ambil jalur lurus karena jalur itu akan membawa anda menuju air terjun Tesbatan. Saat memasuki wilayah Kota Bes sempat berpapasan dengan beberapa mobil pickup yang menjadi alat transportasi di daerah ini. Anda akan melewati gapura yang sebagian tulisannya sudah tak lengkap pertanda anda memasuki wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir Herman Johanis. Jalan disini cukup sempit dengan beberapa tikungan serta pada titik tertentu berlubang jadi harus berhati-hati.

Suasana tenang, asri, dan udara yang sejuk memaksa saya untuk berhenti sejenak untuk menikmati suara alam dan kicauan burung sembari mengambil beberapa gambar. Perjalalan dilanjutkan dengang melewati wilayah Kantor Camat, Puskesmas, Pasar, selanjutnya belok kiri menuju Radar. Belok kanan mengintari radar dengan jalan beraspal mulus yang cukup lebar sekitar 10 menit, membawa saya tiba disalah satu destinasi bernama Fatu Braun. Tempat ini sudah mulai ditata dengan penataan wilayah parkir, fasilitas pendukung seperti toilet dan lopo dibagian bawah, tangga naik, serta beberapa lopo dibagian puncak. Kembali saya memacu kendaraan melewati jalan bersapal mulus menuju pantai, saat tiba akan ada pilihan menuju arah kiri pantai teres dan kanan menuju Amarasi Barat. Saya mengambil arah kanan menuju pantai Teres dengan jalan pada beberapa bagian tak beraspal, bahkan ada sekitar dua aliran sungai kecil yang harus disebrangi namun masih tergolong aman untuk kendaraan roda dua dan empat. Sempat mampir dan mengambil gambar pada beberapa spot pantai Teres untuk melengkapi tulisan saya, maklum saat awal berkunjung di tahun 2013, belum memiliki dokumentasi yang cukup baik.

Sesudah pantai Teres, anda akan melewati jalanan cukup sepi dengan hanya ada beberapa rumah sederhana beratapkan daun yang tak terlihat penghuninya. Terdapat beberapa titik jalan tak beraspal, dan berlumpur yang mengharuskan anda untuk extra hati-hati. Pohon Lamtoro akan sering anda jumpai sepanjang perjalanan. Minimnya petunjuk menuju karang bolong, membuat saya harus berhenti sejenak pada salah satu rumah yang kebetulan terlihat penghuninya untuk bertanya, sayangnya mereka juga tak mengetahui keberadaan tempat yang saya cari. Tak berhenti, saya kembali memacu si supra untuk melewati tanjakan pertama yang cukup tinggi. Dari sini tersaji panorama panti selatan dengan bentangan alam perbukitan yang mirip sekali dengan tanjakan pantai Kolbano di Kabupaten TTS, hanya saja tanjakan ini tak begitu terjal.  Intuisi ini memaksa untuk berhenti dan mengambil gambar pada salah satu pantai yang bagian kirinya berdiri kokoh batuan karang yang menjorok, sementara dibagian kanan terdapat satu rumah warga yang berpenghuni. Selanjutnya jalanan menajak kedua sekitar 100 meter dari pemberhentian sebelumnya. Intuisi ini menuntun saya memarkir kendaraan dan berjalan kaki menuju pinggir pantai. Setelah berjalan sekitar 2-3 menit mata saya langsung diperhadapkan dengan karang bolong yang menjadi tujuan utama.

Berjalan kaki sepanjang tebing karang yang sebagian besar berwarna coklat kemerahan dengan hempasan ombak yang sangat kencang saya lakukan sebelum mengambil gambar pada bagian utama. Karang berlubang ini nampak tak begitu kokoh, dengan lubang yang tak telalu luas, namun tetap menakjubkan. Mengambil gambar dari sisi kiri akan terlihat lebih menarik dibanding dari sisi kanan.  Terdapat beberapa pohon yang berguna sebagai tempat berteduh sambil menyaksikan karya agung sang Pencipta. Saat berkunjung, air sedang pasang sehingga tak sempat turun ke bagian bibir pantainya. Sekitar 200 meter arah kiri, terdapat hamparan pasir putih kecoklatan.

Setelah puas menjelajah dan mengambil gambar, sempat terbersit untuk menjelajah semakin jauh, sayangnya bahan bakar kendaraan sudah minim memaksa saya untuk kembali. Jalanan disini sangat sepi, tak satu kendaraan atau orang yang saya jumpai untuk menanyakan informasi tentang pantai ini. Namun, setelah melihat di google earth tempat ini termasuk dalam wilayah Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Tips untuk berkunjung sebaiknya menggunakan kendaraan roda dua, dan pastikan motor anda dalam kondisi baik sebab tak ada bengkel. Isi bahan bakar full saat dari Radar, sebab akan sulit untuk mendapatkan bahan bakar setelahnya. Jangan lupa membawa bekal dan juga pastikan sampah dibawah kembali agar keindahan alam tetap terjaga.




















LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!

Follow MY IG :

Nyonggalang

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search