Kabupaten Timor Tengah Selatan atau yang biasanya
disingkat TTS merupakan salah satu wilayah di Poropinsi Nusa Tenggara Timur
yang menyimpan sejuta keindahan yang alam yang mempesona. Salah satu yang cukup
populer namun jarang dikunjungi adalah Fatu Ulan yang terletak di Kecamatan
Ki’e. Tempat ini dikenal sebagai “Negeri di Atas Awan” karena letaknya yang
berada pada ketinggian dan biasanya selalu diselimuti kabut. Dari asal katanya
Fatu Ulan diartikan sebagai Batu Hujan, sehingga tak heran sebagian besar
wilayahnya ditumbuhi oleh pepohonan yang diselimuti oleh lumut. Dari sini kita
dapat menyaksiskan keindahan perbukitan dan lembah yang menyegarkan mata, dari
kejahuan terlihat garis pantai pulau Timor. Jika beruntung pengunjung juga
melihat kawanan hewan seperti kuda, sapi dan herbivora lainnya yang berkeliaran
bebas menikmati rerumputan.
Perjalanan untuk menjejaki objek ini dapat melalui beberapa titik, salah satunya melalui jalan di Desa Tumu, menyinggahi Desa Adat Boti. Dari sini akses jalannya cukup menantang dengan beberapa tanjakan dan belokan jalan tanah sertu yang sudah mulai terkikis air dengan melewati aliran sungai yang tentunya sangat berbahaya saat hujan. Saat kunjungan pertama memilih jalur ini karena masih mampir di Boti, sayangnya hujan dan kabut tebal memaksa untuk tidak melanjutkan perjalanan, walaupun sudah cukup dekat yakni sekitar 20 menit untuk tiba. Keesokannya kembali melakukan perjalanan melewati jalan lainnya yakni dari daerah Oinlasi. Dari cabang Niki-niki diperluhkan waktu sekitar 40 menit agar tiba di Oinlasi, dengan jalananan yang sebagian beraspal, dan sebagian lagi bertanah sertu, dan berlubang. Setelah tiba ambil belokan kanan pertama menuju Fatuulan melewati jalan beraspal mulus menanjak dan menurun sekitar 10-15 menit. Selanjutnya ambil belokan kiri menurun melwati jalan sertu. Akses jalan masuk dari sini berupa jalan sertu yang sekarang terkikis hujan sehingga jalannya sangat menantang karena menanjak dengan beberapa belokan yang tentu menguras energi dan butuh kehati-hatian agar tidak terperosok. Sebaiknya jagan berkunjung saat musim penghujan, dan menggunakan kendaraan roda dua bukan Metik atau menggunakan kendaraan Roda empat yang cocok untuk pegunungan. Sesudah melewati jalanan menanjak, terdapat dua pilihan jalan menuju arah kiri menuju area pekuburan yang sering menjadi tempat kawanan kuda merumput, sementara jalur lurus akan melewati tengah hutan ditemani riuhnya suara burung yang terkesan misterius dan angker bak di film-film, hehehe. Setelah melewati kawasan ini, sekitar 500-600 meter terlihat perbukitan di sisi kiri kanan jalan. Parkir kendaraan anda lalu jalan kaki menuju sisi kiri yang sering dijadikan spot foto, dengan lama perjalanan sekitar 25 menit. Pada bagian ini terdapat beberapa kumpulan bebatuan yang dapat dijadikan pijakan untuk menikmati panorama alam yang memukau. Berjalan sedikit kearah bawah untuk mancapai salah satu bebatua menjulang tinggi yang menjadi spot foto utamanya, kunjungan kali ini saya tidak menjumpai kabut. Total waktu yang diperluhkan untuk mencapai Fatuulan sekitar 70-90 menit dari Niki-Niki. Jika dari Kota Kupang kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau umum sekitar 2 jam agar tiba di Niki-Niki.
Dokumentasi, Januari 2022
PATUHI PROKES COVID-19
LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!
Follow MY IG : Nyonggalang
Posting Komentar