Keindahan
Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur saat ini menjadi salah satu primadona yang
menjadi tujuan para pejalan. Keindahannya tak hanya sebatas pesona alam, namun
keragaman budayanya juga tak boleh anda lewatkan. Pulau ini terdiri atas
beberapa Kabupaten, yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba
Barat Daya. Wilayah Sumba dapat diakses dengan menggunakan armada pelayaran
maupun penerbangan. Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Daya lebih terkenal
dibanding Sumba Tengah dan Sumba Barat. Wilayah Sumba Timur, dikenal dengan
landscape perbukitan, air terjun dan beberapa pantai sementara Sumba Barat Daya
Tekenal dengan Pesona Bahari dan Kampung Adatnya.
Beberapa
kali mengunjungi Pulau Sumba, saya menggunakan pilihan jalur udara dari Kota
Kupang, Bandara Eltari ( KOE ) menuju Bandara Udara Umbu Mehang Kunda,
Waingapu ( WGP ) dengan tarif
sekitar Rp. 600ribuan. Kali ini saya akan mengujungi beberapa destinasi wisata
di wilayah Sumba Barat yang belum pernah saya kunjungi. Perjalanan menggunakan
transportasi darat, mobil yang disewa dari Sumba Timur Rp. 800.000. Tiba di
Kota Waikabubak, kami mampir ke Kampung Adat Praiijing dan makan siang sebelum
melanjutkan perjalanan. O ya, wilayah Sumba Barat terkenal dengan Event Festival
Pasola yang biasanya diadakan pada akhir bulan februari hingga awal maret.
Setelah
makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju Kecamatan Lamboya ditemani cuaca
mendung dan guyuran hujan. Diperluhkan waktu
sekitar 40-50 menit dengan akses jalan yang tergolong baik. Wilayah Lamboya
terdapat beberapa Resort yang sangat populer, bahkan menjadi yang terbaik
didunia yaitu Nihiwatu. Namun, kali ini saya akan mengujungi salah satu pantai
yang belakangan Populer dan banyak dikunjugi yakni Watubela yang terletak di
Desa Patiala Bawa. Kira-kira 750 meter sebelum bibir pantai Marosi, ambil jalan
belokan ke kiri, lurus terus lalu belok kanan menuju Kampung Adat Watubolo yang
menjadi titik start menuju pantai. Karena hujan, akhirnya kami menyewa payung
karena harus berjalan kaki sekitar 5-8 menit melewati jalan menurun. Begitu
tiba mata saya langsung terpukau dengan deretan pohon kelapa pada bagian atas
bibir pantai dengan padang cukup luas. Kami dihampiri oleh dua pemuda local
yang menawarkan Kelapa Muda Rp. 10.000 dan Sewa Kuda Rp. 100.000. Untuk menuju
bibir pantai kita akan menunruni jalan setapak yang sudah diberi semen. Garis
pantainya hanya sekitar 200 meter, berpasir putih lembut dengan air bening
berwarna biru kehijauan memanjakan mata. Bagian kiri dan kanan pantai diapit
oleh tebing tinggi yang didominasi oleh batu kapur berwarna putih bertekstur.
Menunggang
kuda menjadi salah satu pilihan aktivitas yang dapat dicoba selain menikmati
panorama pantai. Tebing bagian kanan pantai menjadi favorit saya untuk
mengambil gambar karena warna dan teksturnya, bagian ini juga semakin menarik
karena adanya gua dengan diameter balasan meter dan tinggi sekitar 3-4 meter
yang dapat anda jelajahi. Meski tak sempat menjelajahi tebing bagian atas,
namun menurut informasi menyaksikan panorama laut selatan dan menanti senja
dari sini adalah salah satu pilihan terbaik. Saat ini belum ada tiket masuk
wisata, pengunjung cukup membayar uang parkir kendaraan ( Mobil Rp. 50.000 ). Siapapun
yang berkunjung, dijamin akan terhipnotis dengan keindahannya.
DOKUMENTASI, APRIL 2022
LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!
Follow MY IG : Nyonggalang
Posting Komentar