Air
terjun ini memiliki tiga tingkatan dengan ketinggian sekitar 2,5-5 meter. Pertama
kali mengunjungi tempat ini tahun 2019, namun saat ini air terjun ini nampaknya
sudah dibersihkan sehingga terdapat lebih banyak aliran yang menambah
keindahannya. Pada tingkatan pertama terbentuk sekitar tiga aliran setinggi 2,5
meter pada dinding bebatuan tegak lurus dengan dasar kolam yang dangkal.
Tingkatan kedua juga tidak terbentuk kolam tepat dibawah aliran, namun lebih
tinggi sekitar 5 meter yang mengalir pada dinding bebatuan yang membentuk
tonjolan dan kanopi yang paling sering dijadikan spot foto. Sementara bagian
ketiga tinggi alirannya mirip yang kedua namun membentuk kolam yang dikelilingi
oleh bebatuan. Terdapat banyak aliran yang membentuk kolam renang alami yang
cukup dalam. Tempat ini sangat asri dan sejuk karena terdapat banyak pepohonan.
Terdapat dinding batu di sisi kiri dan kanan yang beberapa bagian membentuk gua
yang dihuni oleh kawanan monyet.
Air
terjun ini letaknya berdekatan dengan Pabrik Air Minum Rote sekitar 15
kilometer dari Kota Ba’a tepatnya di desa Kolobolon, Kecamatan Lobalain. Dengan
kendaraan pribadi, perjalanan memakan waktu sekitar 40-50 menit, dilanjutkan
dengan berjalan kaki sekitar 5-8 menit untuk menjangkau tiga tingkatan air
terjun. Dari Kota Ba’a ambil jalur menuju bandara, lalu belok kanan tepat
sebelum tugu selamat datang, lurus terus sekitar 1,5 km lalu belok kiri
melewati jalan belakang bandara. Jalur belakang bandara ini merupakan area
persawahan musiman yang hijau saat musim hujan dan gersang kecoklatan di musim
kemarau. Daerah ini sering menjadi spot foto yang tak pernah saya lewatkan,
kita dapat menjumpai hewan seperti kambing, kuda, sapi, dan domba yang
berkeliaran bebas. Tepat setelah Gereja Agape, belok kanan melewati cabang menuju kantor desa Daleholu. Lurus
terus, melewati jalan aspal yang sudah mulai rusak, belok kiri tepat setelah
jembatan melewati bekas galian.
Posting Komentar