Senin, 09 November 2020

GUNUNG TIMAU, KABUPATEN KUPANG-NTT, INDONESIA

 

Pulau Timor, NTT tak sepopuler pulau lain di NTT seperti Flores dan Sumba, namun menyimpan sejuta keindahan alam dan budaya. Selain keindahan wisata bahari, pulau ini juga memiliki beberapa gunung yang dapat didaki seperti Gunung tertinggi Mutis di Kabupaten TTS, Gunung Lakaan di Kabupaten Atambua, Gunung Fatuleu dan Gunung Timau di Kabupaten Kupang. Kali ini saya memiliki kesempatan untuk mendaki gunung Timau yang terletak di Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Gunung tak sepopuler gunung Mutis, namun belakangan menjadi incaran para pendaki. Timau sendiri memiliki hutan lindung dengan vegetasi pepohonan yang menjadi sumber mata air. Suasana khas dataran tinggi dengan udara yang sejuk dan tenang karena jauh dari pemukiman penduduk serta hewan yang berkeliaran bebas. Lokasi ini juga menjadi tempat pembangunan Observatorium terbesar se-Asia Tenggara yang mulai dikerjakan sejak tahun 2017. Kompleksnya dibangun seluas 40 hektar pada kawasan hutan lindung Timau 1.300 mdpl.

Dari Kota Kupang kita harus melakukan perjalanan sekitar 3-4 jam lamanya, menuju arah timur hingga mencapai pos polisi Takari, belok kiri menuju Lelogama, Amfoang Selatan dengan akses jalan yang sangat baik. Sepanjang perjalanan terlihat bentangan alam yang sangat indah. Jangan lupa mampir sebentar di Bukit Humon atau Bukit Teletabis untuk menyaksikan keanggunan Timau dari kejahuan. Selanjutnya perjalanan akan semakin menguras energy dengan jalan yang belum begitu baik menuju arah Fatumonas, lurus terus melewati daerah padang dan bukit Lulan nan indah, jangan lupa mengambil gambar. Dari Lulan, akses jalan semakin buruk, jadi sebaiknya berhati-hati hingga melewati kawasan hutan lindung Timau.

Pendakian kali ini saya bersama 16 orang teman dari Komunitas Kompas. Karena ada kegiatan, mereka berangkat terlebih dahulu. Sementara saya harus bertarung melwan hujan yang cukup deras dan berangin, sempat ciut nyali untuk pergi namun memutuskan untuk tetap berangkat. Maklum, niat untuk mencapai tempat ini sudah cukup lama dinanti. Saat tiba diperbatasan Kota dan Kabupaten Kupang rupanya tak hujan. Kecepatan motor meningkat berharap bisa mengejar ketertinggalan. Benar saja, akhirnya saya berjumpa dengan tim yang terdiri dari 10 pria dan 6 wanita didaerah hutan lindung camplong. Perjalan sempat terhenti karena ban motor depan saya bocor dan harus ditambal. Perjalanan dilanjutkan hingga tiba di persimpangan menuju Amfoang, kami beristirahat sebentar, membeli snack untuk menambah energy dan juga mengisi bahan bakar di Pertamina Takari. Kami sempat mampir sebentar di Bukit Humon untuk mengambil gambar dan juga makan siang. Kami juga sempat berhenti untuk mengambil gambar di padang Lulan dengan latar panorama alam dan kawanan kuda yang asik merumput.

Setelah melewati kawasan hutan lindung dengan ditemani kabut malam yang dingin, akhirnya tiba di pos penjagaan di Lokasi Pembangunan Observatorium. Kami menunggu tim lain yang masih dalam perjalanan sambil berbincang dengan para penjaga ditemani langit dan bulan yang menakjubkan. Dari sini kita harus melanjutkan perjalanan sekitar 500 meter untuk mencapai area pasar tradisional Sainfau yang ada setiap hari selasa dengan jalanan berlumpur, maklum baru selesai hujan. Kamipun bekerjasama untuk mendirikan tenda, berjuang membuat api unggun, makan malam bersama dan beristirahat.

Saat bangun pagi, suara kicaun burung, dan biasan cahaya mentari pagi nan indah menjadi teman menikmati sebotol kopi panas. Dari sini kita harus berjalan kaki melewati jalanan melingkar dengan pepohonan disisi kiri kanan jalan untuk mencapai titik star pendakian disisi kiri jalan. Perjalanan menanjak dengan pijakan tanah yang cukup curam dengan agak licin perluh extra hati-hati agar tidak tergelincir. Selanjut melewati bebataun lepas berwarna hitam tajam yang pada beberapa bagian berumput namun berembun, sebaiknya menggunakan celana panjang dan sepatu. Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari tempat berkemah akhirnya tiba di puncak Timau yang sekilas berbentuk piramida pada ketinggian 1774 mdpl. Bagian atas gunung ini memanjang dengan view alam yang sangat indah. Dari kejauhuan terlihat banguan Observatorium. Saat pulang, saya hanya memerluhkan waktu tak sampai satu jam untuk tiba di area perkemahan.

\














LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!

Follow MY IG :


Nyonggalang

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search