Pohon Lontar atau Borassus flabellifer adalah jenis
tumbuhan yang karangan bunganya (terutama tongkol bunga betina) disadap untuk
menghasilkan Nira. Nira dapat dikonsumsi langsung, difermentasi menjadi minuman
beralkohol atau dimasak menjadi gula. Di NTT sendiri terdapat beberapa jenis
gula yakni gula cair, gula lempeng/padat dan gula semut/bubuk. Kali ini kita akan
mempelajari khusus tentang gula semut. Cukup banyak yang tidak mengetahui
prosesnya, dan mengira gula semut dihasilkan dengan cara menghancurkan gula
lempeng padahal tidak demikian. Produksi gula semut sendiri umumnya mudah kita
temui di Kabupaten Rote Ndao, yang cukup banyak dijual di pasar tradisional
seperti Pasar Busalangga, Kecamatan Rote Barat Laut setiap hari Rabu dan Sabtu.
Gula semut merupakan gula merah versi bubuk, disebut gula
semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tanah,
berwarna kecoklatan. Bentuknya seperti gula pasir, tetapi lebuh lembut. Gula
semut sendiri sesungguhnya lebih bagus untuk kesehatan dibanding gula pasir karena
mengandung vitamin, mineral dan indeks glikemik lebih rendah dibandingkan tebu.
Jenis Palm sugar juga mengandung inulin yang berperan sebagai serat prebiotik,
yang memberi makanan bakteri baik di usus kita. Gula ini dapat digunakan sebagai
pemanis pengganti gula pasir, penguat rasa, taburan roti atau sereal. Saya
sendiri biasanya menggunakannya sebagai pemanis Kopi dan Wedang Jahe karena
memiliki rasa dan bau yang khas dan nikmat tentunya.
Proses pembuatan gula semut diawali dengan memasak nira hasil sadapan lontar yang biasanya menjadi tugas kaum wanita. Biasanya dimasak sekitar 2-3 jam dengan menggunakan tungku alami dengan pembakar kayu api sambil terus di aduk hingga mengental dan berubah warna dari putih menjadi kecoklatan. Gula cair yang telah dimasak kemudian dituangkan kedalam kuali yang sudah diberi soda secukupnya, sambil di bolak balik agar panas yang masih tertinggal membantu proses penguapan kadar airnya. Selanjutnya gula digosok dengan menggunakan batok kelapa hingga membentuk serbuk, lalu di ayak kembali guna mendapatkan gula yang lebih halus. Gula serbuk kemudian dijemur dibawah terik matahari sekitar 10-20 menit agar lebih kering. Gula semut yang sudah jadi biasanya dipasarkan dengan menggunakan takaran kaleng susu.
PATUHI PROKES COVID-19
LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!
Follow MY IG : Nyonggalang
Posting Komentar