Kamis, 16 September 2021

PESOANA RAE MEA BEACH, KABUPATEN SABU RAIJUA-NTT

 

Ini adalah kali kedua berkunjung ke salah satu objek wisata pantai satu ini, namanya Rai Mea. Pantai ini cukup terkenal karena keunikannya, dimana pada beberapa bagian pinggir pantai terdapat tebing berwarna coklat kemerahan. Garis pantainya berpasir putih cukup panjang, dengan air laut yang cukup tenang. Ada beberapa aktivitas lain yang menjadi pilihan selain berfoto dan berenang, yakni melihat aktivitas nelayan rumput laut dan pembuat garam tradisional. Ini kali pertama saya melihat proses pengeringan rumput laut disini. Tak seperti ditempat lain yang biasanya dibuat lapak untuk menjemur, disini rumput lautnya digantung sehingga menjuntai turun dari atas kebawah. Garam tradisonal dibuat dengan cara memasukan air laut kedalam cangkang kerang berukuran besar dan dibiarkan selama kurang lebih dua minggu untuk menjadi kristal garam dengan bantuan cahaya matahari.

Letaknya di desa Loborai, Kecamatan Sabu Timur, Kabupaten Sabu Raijua, NTT. Lokasi ini sempat dijadikan salah satu lokasi Festival Kelabba Madja 9-12 September 2019, sehingga mengalami beberapa penataan seperti hadirnya beberapa lopo dan spot foto pada bagian atas yang saat ini sudah mulai rusak. Pada beberapa bagian juga terdapat tugu sederhana dan toilet yang terkesan mulai tak terurus. Untuk melihat pantai kita harus berjalan kaki sekitar 3-5 menit menuju arah kiri melewati tangga sederhana yang memudahkan akses turun. Berjalan kearah kanan mata anda langsung dimanjakan denga tebing kapur berwrnanya, semakin ke ujung terdapat hamparan batuan karang. Jika ingin melihat hamparang kerang kima untuk pembuatan garam dan aktivitas nelayan rumput laut berjalnnlah kearah kanan, dekat sejumlah rumah sederhana beratapkan daun. Jarak pantai ini sekitar 26 KM atau sekitar 40 menit berkendaraan pribadi baik roda dua atau empat dari Kota. Akses jalan umumnya sangat baik, sementara jalan masuknya belum beraspal. Tidak ada penjual makanan, jadi sebaiknya siapkan bekal anda sebelumnya. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pukul 11.00-15.00 WITA.

Bagi yang pertama kali berkunjung ke Sabu, sudah tersedia beberapa pilihan penginapan dan homestay. Sebaiknya bawalah uang tunai yang cukup karena harus melakukan transaksi tunai dan ATM yang tersedia kadang tak dapat digunakan. Harga bahan bakarnya juga cukup mahal Rp. 20.000-25.000/botol. Untuk akses menuju Pulau Sabu sendiri dapat menggunakan akses laut atau udara. Akses Udara dengan menggunakan pesawat Dimonim Air dari Kota Kupang, Rote Ndao, atau Waingapu, Sumba Timur. Harga tiket dari Kota Kupang cukup mahal sekitar satu jutaan, namun jika dari daerah lain hanya sekitar 300an ribu karena disubsidi oleh Pemda. Pilihan lainnya dengan menggunakan Kapal Cantika dari Pelabuhan Tenau Kupang, dengan tarif Rp. 250K yang biasanya berangkat jam 22.00 WITA. Lamanya perjalanan sekitar 10 jam, tersedia juga fasilitas kamar VIP dengan harga sewa kamar Rp. 500K. Berhubung saya bepergian di masa pandemic sehingga harus menunjukan Rapid Antigen pada tempat yang diakui oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang, disarankan untuk Rapid di Klinik Kimia Farma Herwila dengan harga Rp. 85.000. Sementara untuk kembali saya menggunakan Kapal yang sama dengan tarif Rp. 252K dari Pelabuahan Seba yang berangkat pukul 20.00 WITA dan Tiba di Pelabuhan Tenau Kupang 07.00 WITA. Jadwal kapal baik dari Kupang atau Sabu hanya ada setiap hari Senin, Rabu, Jumat. Biaya Rapid di Sabu Rp. 150.000. Waktu terbaik untuk berkunjung ke Sabu adalah pada bulan Maret hingga November.













PATUHI PROKES COVID-19

LET'S VISIT AND KEEP CLEAN !!!!

Follow MY IG : Nyonggalang


 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search