Kabupaten
Sabu Raijua merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang
memililki cukup banyak situs budaya. Salah satunya Batu Gong dan Benteng Ege
yang terletak diwilayah Kecamatan Sabu Liae. Akses jalan menuju Liae sendiri
belum begitu bagus, namun masih bisa di akses. Sebelum memulai perjalanan,
pastikan kondisi kendaraan dan bahan bakar
karena cukup sulit menemukan bengkel atau penjual bensin disini. Pertama
kali mengenal situs ini lewat postingan dari salah satu putra daerah Sabu di
Facebook.
Batu
Gong dan Benteng Ege letaknya bersebelahan dan memiliki keterkaitan satu sama
lain. Batu Gong sendiri merupakan satu area bebatuan yang dikelilingi oleh
semacam pagar dari batu juga. Batu-batu beragam ukuran dan bentuk ini berbeda
dengan batu pada umumnya, karena saat dipukul akan mengelurkan bunyi seperti
alat music gong yang biasanya terbuat dari logam. Dahulu, saat pemerintahan
Raja Manu Riwu diwilayah Adat Liae sering terjadi perang tanding antar
masyarakat wilayah Adat Liae dan dengan wilayah Adat Dimu yang dalam bahasa
setempat disebut “ Pemuhu Kabal’la”. Sang Raja berinisiatif untuk membangun
benteng pertahanan guna menghalau serangan musuh baik dari darat maupun lewat
laut.
Raja
meminta bantuan dari orang sakti bernama Lado Djami yang memiliki hubungan erat
dengan Raja Laut Selatan bernama Laki Lu untuk membangun benteng. Benteng ini
dibangun oleh Pasukan Raja Laut hanya dalam waktu semalam yang dimulai dengan
pemukulan batu gong sebagai pertanda material dikumpulkan untuk pengerjaan yang
dimulai pukul 24.00. Batu gong kemabali dibunyikan pagi hari saat ayam
berkokok, sebagai pertanda pembangunan harus diakhiri. Benteng sendiri terbuat
dari batu alam dengan ketinggian sekitar dua meter membentuk pagar batu. Terdapat
pepohonan dan satu rumah adat “ Tada Bara “ untuk melakukan ritual Buihi. Tak
jauh dari sini terdapat pantai berpasir putih dengan gulungan ombak yang cocok
untuk berselancar bernama “ Uba Happu “.
Benteng
ini juga digunakan saat jaman penjajahan sebagai benteng saat Indonesia
ditempati oleh Pasukan Inggris tahun 1811-1816 dibawa komando Gubernur Jendral
Thomas Tafor Laves. Saat itulah benteng ini mendapat sebutan “ Benteng Ege “.
Benteng ini kembali ditempati oleh Belanda sebagai benteng pertahanan, mereka
membangun Pos jaga dan tempat peletakan meriam.
Semua ada disini game terlengkap dan tercepat Daftar Vodka138
BalasHapus